Minggu, 15 Januari 2012

SEMPURNA

Diposting oleh Ni Made Dwi Armini di 2:57 PM 0 komentar
tak ada yang sempurna di dunia ini..
tapi dengan segala kekurangan yang kita miliki,
kita dapat belajar 'tuk menjadi seseorang yang SEMPURNA..
tapi janganlah minder dengan kekurangan dari diri kita,
karena keberhasilan dimulai, dari kekurangan yang kita miliki..
bersyukurlah dengan apa yang udah dikasih TUHAN ke diri kita masing-masing..

PENYESALAN

Diposting oleh Ni Made Dwi Armini di 2:55 PM 0 komentar
waktu yang kulalui,
segala cara yang kulakukan,
semua ternyata tak membuatnya mengerti akan keadaan hatiku..

apa yang sudah kulakukan,
tak ada hasil dan kepastian yang bener-bener jelas..

hatiku sakit karenanya.
semua yang kulakukan ternyata salah,
aku SEDIH, KECEWA dengan semua ini.

mengapa ini terjadi pada diriku?
aku salah telah melakukan seperti ini.
karna aku terlalu mengharapkannya..
semua udah menjadi bubur..

MENCINTAI

Diposting oleh Ni Made Dwi Armini di 2:51 PM 0 komentar
hargailah orang yang MENCINTAIMU,
karena jika kita MENCINTAI seseorang,
bukan berarti dia akan menghargai kita,
tapi yang ada, dia akan MENYAKITIMU,
demi orang yang lebih dia CINTAI.

Kegagalan

Diposting oleh Ni Made Dwi Armini di 2:45 PM 0 komentar
apa yang diharapkan, tak selalu menjadi impian.
apa yang dilakukan, tak selalu ada balesan'a.
kau MENYAYANGI'a, bukan berarti, dia akan membalas rasa SAYANGmu.
MENCINTAI seseorang, tak selalu dibales dengan ketulusan CINTA'a.
berusahalah sebisa dirimu, 'tuk mendapatkan yang terbaik dari semua'a.
gagal dalam CINTA tak berarti gagal dalam segala'a.

Individu, Keluarga dan Masyarakat

Diposting oleh Ni Made Dwi Armini di 2:43 PM 0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu Sosial Dasar merupakan pelajaran dasar untuk mempelajjari bagaimana kita bersoaialisasi dengan lingkungan sekitar untuk lebih mengetahui kehidupan di luar yang sebelumnya diketahui.
Individu adalah bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, saya akan membahas mengenai individu, keluarga dan masyarakat.

C. PERUMUSAN MASALAH
Dari identifikasi di atas, saya akan membahas lebih dalam mengenai definisi dari masing-masing pokok bahasan, yatu individu, keluarga dan masyarakat.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk lebih terarahnya penyusunan laporan study lapangan ini, maka kami telah merumuskan kedalam suatu sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah dan perumusan masalah.

BAB II : TINJAUAN TEORI
Bab ini berisi informasi yang di dapat untuk dijadikan tambahan pada pembahasan.

BAB III : PEMBAHASAN
Pada bab ini, membahas secara ilmiah dengan mendeskripsikan dan melakukan penilaian.

BAB IV : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan.

BAB II
TINJAUAN TEORI



A. INDIVIDU
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung. (http://id.wikipedia.org/wiki/Individu)

B. KELUARGA
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti "anggota". Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga)

C. MASYARAKAT
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. (http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat)

BAB III
PEMBAHASAN


A. INDIVIDU
• Perkembangan Individu
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.

• Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1) Terjadinya perubahan dalam aspek :
Fisik; seperti : berat dan tinggi badan.
Psikis; seperti : berbicara dan berfikir.
2) Terjadinya perubahan dalam proporsi.
Fisik; seperti : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya.
Psikis; seperti : perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.
3) Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
Fisik; seperti: rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal.
Psikis; seperti : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.
4) Diperolehnya tanda-tanda baru.
Fisik; seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua.
Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama.

• Prinip- prinsip perkembangan individu, yaitu :
1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
2. Semua aspek perkembangan saling berhubungan.
3. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
4. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
5. Setiap individu normal akan mengalami tahapan perkembangan.
6. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.
(http://www.psb-psma.org/content/blog/perkembangan-individu)

B. KELUARGA
• Tipe keluarga

Ada beberapa tipe keluarga yakni keluarga inti yang terdiri dari suami,istri, dan anak atau anak-anak, keluarga konjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, dimana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.

• Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

• Tugas keluarga
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

• Fungsi Keluarga
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah :
1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
9. Memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
(http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CDMQFjAB&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FKeluarga&rct=j&q=keluarga&ei=x7ONTvCID4_prQeL6bimAQ&usg=AFQjCNHPkVAavMn6sz0VoFH6AIdwyYKLnQ&cad=rja)

C. MASYARAKAT
Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) kadang-kadang sangat sulit dibedakan dengan penguatan masyarakat serta pembangunan masyarakat (community development). Karena prakteknya saling tumpang tindih, saling menggantikan dan mengacu pada suatu pengertian yang serupa.
Pendapat dari Cook (1994) menyatakan pembangunan masyarakat merupakan konsep yang berkaitan dengan upaya peningkatan atau pengembangan masyarakat menuju kearah yang positif. Sedangkan Giarci (2001) memandang community development sebagai suatu hal yang memiliki pusat perhatian dalam membantu masyarakat pada berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai fasilitasi dan dukungan agar mereka mampu memutuskan, merencanakan dan mengambil tindakan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan fisiknya serta kesejahteraan sosialnya. Proses ini berlangsung dengan dukungancollective action dan networking yang dikembangkan masyarakat.
Sedangkan Bartle (2003) mendefinisikan community development sebagai alat untuk menjadikan masyarakat semakin komplek dan kuat. Ini merupakan suatu perubahan sosial dimana masyarakat menjadi lebih komplek, institusi lokal tumbuh, collective power-nya meningkat serta terjadi perubahan secara kualitatif pada organisasinya.
Berdasarkan persinggungan dan saling menggantikannya pengertian community development dan community empowerment, secara sederhana, Subejo dan Supriyanto (2004) memaknai pemberdayaan masyarakat sebagai upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collective action dan networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial”.
Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang.
Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan sustainable development dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta dapat diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan ekologi yang dinamis. Lingkungan strategis yang dimiliki oleh masyarakat lokal antara lain mencakup lingkungan produksi, ekonomi, sosial dan ekologi. Melalui upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan ekologi-nya. Secara ringkas keterkaitan antara pemberdayaan masyarakat dengan sustainable development.
Pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan eksternal. Tanpa mengecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya kedua faktor tersebut saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis. Meskipun dari beberapa contoh kasus yang disebutkan sebelumnya faktor internal sangat penting sebagai salah satu wujud self-organizing dari masyarakat namun kita juga perlu memberikan perhatian pada faktor eksternalnya. (http://www.pemberdayaan.com/pembangunan/pemberdayaan-masyarakat-dan-pembangunan-berkelanjutan.html)

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN :

Dari tinjauan teori dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa, individu bagian terkecil dari keluarga, keluarga bagian dari masyarakat dan masyarakat orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Individu
http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga
http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
http://www.psb-psma.org/content/blog/perkembangan-individu
http://www.pemberdayaan.com/pembangunan/pemberdayaan-masyarakat-dan-pembangunan-berkelanjutan.html
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CDMQFjAB&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FKeluarga&rct=j&q=keluarga&ei=x7ONTvCID4_prQeL6bimAQ&usg=AFQjCNHPkVAavMn6sz0VoFH6AIdwyYKLnQ&cad=rja

Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

Diposting oleh Ni Made Dwi Armini di 2:32 PM 0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu Sosial Dasar merupakan pelajaran dasar untuk mempelajari bagaimana kita bersoaialisasi dengan lingkungan sekitar untuk lebih mengetahui kehidupan di luar yang sebelumnya diketahui.
Penduduk adalah mereka yang berada di dalam dan bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah, sedangkan Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Kebudayaan adalah stradisi suatu tempat untuk menonjolkan keunggulan atau ciri khas dari daerah itu sendiri.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, saya akan membahas mengenai kebudayaan daerah Bali serta kehidupan penduduk dan masyarakat daerah Bali.

C. PERUMUSAN MASALAH
Dari identifikasi di atas, saya akan membahas lebih dalam mengenai kebudayaan yang ada di Bali, yang antara lain :
1. Bagaimana upacara adat disana?
2. Apa saja makanan asli daerah Bali !
3. Kesenian di daerah Bali !
4. Tempat Wisata yang ada !

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk lebih terarahnya penyusunan laporan study lapangan ini, maka kami telah merumuskan kedalam suatu sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah dan perumusan masalah.

BAB II : TINJAUAN TEORI
Bab ini berisi informasi yang di dapat untuk dijadikan tambahan pada pembahasan.

BAB III : PEMBAHASAN
Pada bab ini, membahas secara ilmiah dengan mendeskripsikan dan melakukan penilaian.

BAB IV : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan.

BAB II
TINJAUAN TEORI


A. PENDUDUK dan MASYARAKAT

Jumlah penduduk Propinsi Bali menurut sensus penduduk tahun 2000 adalah 3.146.999 yang tersebar di 9 kabupaten dan kota. Empat sensus sebelumnya mencatat jumlah penduduk Bali berturut-turut sebagai berikut: pada sensus 1995 adalah 2.904.828 orang, pada sensus 1971 turun menjadi 2.120.091 orang, sensus 1980 mencatat 2.469.930 orang dan sensus 1990 meningkat menjadi 2.777.356 orang.
Perbedaan ciri dan potensi antar kabupaten/kota menyebabkan tidak meratanya persebaran penduduk Bali di semua kabupaten dan kota.
Sebagai satu komunitas, penduduk Bali terikat pada segi-segi kehidupan social dan budaya yang oleh masyarakat Bali disebut sebagai Tri Hita Karana yaitu kewajiban menjalankan kehidupan spiritual, (parhyangan) sebagai atma (jiwa), kewajiban memelihara wilayah pemukiman dan lahan (palemahan), sebagai angga (raga), dan kewajiban melakoni hidup bermasyarakat dalam satu ikatan aturan (pawongan) sebagai khaya (tenaga).
Manusia, masyarakat dan kebudayaan Bali, pada perkembangannya kini, sesungguhnya diwarnai oleh perjalanan budaya dan perilaku masyarakat pada masa Bali kuna, masa Bali Majapahit dan masa Bali modern. Pemahaman tentang hidup terdiri dari dari unsur atma, angga dan khaya, yang bersumber dari ajaran Hindu, menjadikan pola hidup masyarakat Bali unik dan lentur menyikapi perubahan jaman. Perkembangan budaya dan perilaku manusia Bali dari Bali kuna ke Bali modern yang dilakoni secara lentur telah pula menumbuhkan perekonomian, ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa diupayakan terpadu harmonis dengan warna budaya lokal. Budaya Bali, kemudian tampak seperti terus tumbuh berkelanjutan mengalami perkembangan dengan tetap menampakan ciri budaya setempat.
Selain bermasyarakat dalam pelbagai kelompok-kelompok baru dalam ikatan profesi, hingga kini manusia Bali masih terikat kuat dengan tatanan tradisi budaya lokal. Krama adat, warna, wangsa, soroh, sekehe atau kelompok tradisi lain di Bali adalah wadah sekaligus wujud keterlibatan nyata manusia Bali dalam aktivitas adapt, agama dan budaya.
Keberadaan manusia Bali dalam ikatan kerabat sedarah yang disebut soroh (marga) lebih mempertajam pembelokan pengertian warna menjadi kasta. Kendati tuntunan agama menyiratkan keterbukaan bagi semua golongan untuk melakoni tugas atau warna tetapi pewarisan tugas dan warna dalam satu soroh tetap saja menjadi tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad. (http://www.sewamobilbali.biz/penduduk-bali.php)

B. KEBUDAYAAN BALI

Kebudayaan Bali pada hakikatnya dilandasi oleh nilai-nilai yang bersumber pada ajaran agama Hindu. Masyarakat Bali mengakui adanya perbedaaan ( rwa bhineda ), yang sering ditentukan oleh faktor ruang ( desa ), waktu ( kala ) dan kondisi riil di lapangan ( patra ). Konsep desa, kala, dan patra menyebabkan kebudayaan Bali bersifat fleksibel dan selektif dalam menerima dan mengadopsi pengaruh kebudayaan luar. Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa komunikasi dan interaksi antara kebudayaan Bali dan budaya luar seperti India (Hindu), Cina, dan Barat khususnya di bidang kesenian telah menimbulkan kreatifitas baru dalam seni rupa maupun seni pertunjukkan. Tema-tema dalam seni lukis, seni rupa dan seni pertunjukkan banyak dipengaruhi oleh budaya India. Demikian pula budaya Cina dan Barat/Eropa memberi nuansa batu pada produk seni di Bali. Proses akulturasi tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan Bali bersifat fleksibel dan adaptif khususnya dalam kesenian sehingga tetap mampu bertahan dan tidak kehilangan jati diri (Mantra 1996).

Kebudayaan Bali sesungguhnya menjunjung tinggi nilai-nilai keseimbangan dan harmonisasi mengenai hubungan manusia dengan Tuhan ( parhyangan ), hubungan sesama manusia ( pawongan ), dan hubungan manusia dengan lingkungan ( palemahan ), yang tercermin dalam ajaran Tri Hita Karana (tiga penyebab kesejahteraan). Apabila manusia mampu menjaga hubungan yang seimbang dan harmonis dengan ketiga aspek tersebut maka kesejahteraan akan terwujud.

Selain nilai-nilai keseimbangan dan harmonisasi, dalam kebudayaan Bali juga dikenal adanya konsep tri semaya yakni persepsi orang Bali terhadap waktu. Menurut orang Bali masa lalu ( athita ), masa kini ( anaghata ) dan masa yang akan datang ( warthamana ) merupakan suatu rangkaian waktu yang tidak dapt dipisahkan satu dengan lainnya. Kehidupan manusia pada saat ini ditentukan oleh hasil perbuatan di masa lalu, dan perbuatan saat ini juga menentukan kehidupan di masa yang akan datang. Dalam ajaran hukum karma phala disebutkan tentang sebab-akibat dari suatu perbuatan, perbuatan yang baik akan mendapatkan hasil yang baik. Demikian pula seBaliknya, perbuatan yang buruk hasilnya juga buruk atau tidak baik bagi yang bersangkutan.

Kebudayaan Bali juga memiliki identitas yang jelas yaitu budaya ekspresif yang termanifestasi secara konfiguratif yang emncakup nilai-nilai dasar yang dominan sepert: nilai religius, nilai estetika, nilai solidaritas, nilai harmoni, dan nilai keseimbangan (Geriya 2000: 129). Kelima nilai dasar tersebut ditengarai mampu bertahan dan berlanjut menghadapi berbagai tantangan. (http://wawanoutsider.wordpress.com/2010/04/05/kebudayaan-bali/)

BAB III
PEMBAHASAN

Pulau Dewata (Bali)

Sebelum membahas lebih banyak cerita pengalaman dulu.
Bali itu pulau yang memiliki keindahan sangat memukau, banyak dikunjungi turis mancanegara maupun turis dalam negri. Bagi orang-orang yang belom pernah ke Bali selalu ngomong gini “enak banget yaa udah pernah ke bali”, sebenernya sih ngga susah buat ke Bali tapi orang-orang kan mau’a jalan-jalan ke semua tempat wisata yang emang membutuhkan banyak biaya, maka’a bagi mereka susah buat ke Bali. Di Bali itu enak banget loh !! pemandangan’a bagus, udara’a sejuk, di sepanjang jalan selalu pantai yang di liat . . wow !!!
Di mulai dari akses menuju ke Bali, kalo ke Bali itu bisa naik bus atau pesawat, semua’a enak ko mau naik apa aja, kalo naik bus setelah nyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk kita bisa ngeliat pemandangan pantai, pohon, sawah dll tapi perjalanan’a cukup lama buat sampe ke Denpasar, yaaa… sekitar 2 sampe 3 jam lah, kalo naik pesawat udah langsung nyampe di Denpasar (Bandara Ngurah Rai Bali) dari bandara bisa langsung ke Pantai Kute dan ngeliat Sunset yang indah !!
Tempat wisata di Bali banyak banget, tempat buat beli oleh-oleh’a juga banyak, malahan banyak banget..

Sekarang saatnya membahas lebih banyk tentang Pulau Bali. Yang pertama membahas upacara adat yang ada di Bali, antara lain :
1. Ngaben
Upacara pembakaran mayat yang dilakukan dengan beberapa upacara, setelah dilakukan beberapa upacara lalu jenazah dibakar, kemudian sesudah selesai dibakar, dibuang ke laut (nganyut ke pasih).

2. Manusa Yadnya
Manusa Yadnya, antara lain : Pawiwahan (upacara penikahan), Metatah atau potong gigi (hutang terakhir orang tua kepada anaknya), Menek Kelih (upacara untuk anak yang beranjak dewasa setelah akil balik), Nyambutin (upacara untuk bayi setelah lahir selama 3 bulan), Oton (hari lahir bayi setelah 6 bulan).

Yang kedua membahas tentang makanan khas Bali :
1. Lawar
2. Tum
3. Ayam Betutu
4. Sate Languan
5. Pisang Rai
6. Lepet

Selanjutnya membahas Kesenian daerah Bali :
1. Calonarang
2. Drama Bali
3. Jegog
4. Joged Bungbung
5. Tari (Tari Pendet, Tari Panyembrahma, Oleg tamulilingan, Tari Rejang, dan lain-lain.)
Yang terakhir kita membahas tempat wisata yang ada di Bali :
1. Pantai Kuta
Pantai kuta sebelahan sama Bandara Internasional Ngurah Raih, di pantai kuta Sunset menjadi pemandangan di sore hari.

2. Pantai Dreamland
Selain pantai, di sana juga ada cottage, apartemen, kolam renang, dan arena golf.

3. Tanah Lot
Terdapat pra diatas tebing tinggi dengan pemandangan pantai seta ombak yang besar.

4. Pura Besakih
Pura yang terletak di kaki Gunung Agung.

5. Uluwatu
Tebing tinggi dengan pemandangan laut dibawah tebing, serta banyak monyet yang hidup dihutan.


6. GWK (Garuda Wisnu Kencana)
Terdapat 2 patung, yaitu patung setengah badan Dewa Wisnu dan bagian depan badan burung garuda, dengan pemandangan batu koral.

BAB IV
PENUTUP

Dari tinjauan teori dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penduduk dan masyarakat tiap daerah berbeda-beda tradisi dan cara upacara keagamaannya dan kebudayaan di Bali sangat beragam terutama di bidang seni bahkan tempat wisata di Bali sangat menarik untuk dikunjungi.

Daftar Pustaka :
http://www.sewamobilbali.biz/penduduk-bali.php
http://wawanoutsider.wordpress.com/2010/04/05/kebudayaan-bali/

Teknologi Informasi dan Kemiskinan

Diposting oleh Ni Made Dwi Armini di 1:57 PM 0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Ilmu Sosial Dasar merupakan pelajaran dasar untuk mempelajari bagaimana kita bersoaialisasi dengan lingkungan sekitar untuk lebih mengetahui kehidupan di luar yang sebelumnya diketahui.
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, saya akan membahas mengenai Teknologi Informasi dan Kemiskinan.


C. PERUMUSAN MASALAH
Dari identifikasi di atas, saya akan membahas lebih dalam mengenai Teknologi Informasi dan Kemiskinan yang lebih spesifik.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk lebih terarahnya penyusunan makalah ini, maka kami telah merumuskan kedalam suatu sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah dan perumusan masalah.

BAB II : TINJAUAN TEORI
Bab ini berisi informasi yang di dapat untuk dijadikan tambahan pada pembahasan.

BAB III : PEMBAHASAN
Pada bab ini, membahas secara ilmiah dengan mendeskripsikan dan melakukan penilaian.

BAB IV : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan.


BAB II
TINJAUAN TEORI


Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.

Keterhubungan Teknologi Informasi dengan Kemiskinan

Kemajuan Teknologi Informasi dari hari ke hari semakin tak terbendung. Ibarat piramida terbalik yang semakin keatas semakin membesar, maju, dan dibutuhkan perannya dalam segala aspek kehidupan. Lalu bagaimana peranannya terhadap pemberdayaan masyarakat miskin? Dapatkah teknologi informasi membantu pemerintah mengurangi angka kemisikinan?
Baru-baru ini tepatnya pada tahun 2008 pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menerapkan Strategi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Mengapa? Karena TIK dinilai sebagai cara pendekatan yang efektif karenasesuai dengan prinsip TIK sebagai alat bantu dalam upaya mengurangi kemiskinan, bukan sebagai hasil penanggulangan kemiskinan. Oleh karena itu, teknologinya paling efektif jika digunakan dalam rangka menerapkan strategi-strategi yang praktis untuk mengurangi kemiskinan. Dan TIK terbukti berhasil membantu upaya-upaya mengentaskan kemiskinan di Negara-negara berkembang seperti Peru, Cina, Kepulauan Solomon, Peru, Cina, Kepulauan Solomon.

Berikut ini penjelasan apa dan bagaimana teknologi informasi memperbaiki kualitas hidup masyarakay miskin :
a. Mengembangkan perdagangan melaui e-commerce
Melalui e-commerce diharapkan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) mendapatkan peluang menawarkan hasil produksinya kepada mitra dagang (eksportir, importer, pengecer, grosir) baik didalam maupun luar negeri. Sebut saja software CMS (Content Management System) oscommerce yang merupakan software pembangun aplikasi web bersifat open source alias gratis. Melalui oscommerce ini sektor UKM dapat mengembangkan usahanya tanpa batas daerah maupun Negara.

b. Layanan Informasi Kesehata Jarak Jauh (Telemedicine).
Melihat kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan
membutuhkan infrastuktur dan tenaga kesehatan yang besar dan siap ditempatkan baik diperkotaan maupun daerah terpencil. Disini peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) digunakan untuk memfasilitasi konsultasi, diagnosis, dan pengobatan jarak jauh. Mahasiswa daerah maupun tenaga kesehatan membutuhkan pengawasan dari pusat dan meng-update informasi perkembangan kesehatan.

c. Pendidikan melaui e-learning
Sektor pendidikan merupakan sector yang paling penting untuk memutus benang kemiskinan. Karena dengan pendidikan mobilisasi sosial yang cepat dapat terjadi. Permasalahan pendidikan dinegara kita yaitu kurang meratanya tenaga pengajar, infrastruktur dan kualitas pendidikan daerah yang satu dengan yang lain. Melalui e-learning atau pembelajaran jarak jauh permasalahan tadi dapat diatasi secara efektif. Sehingga pemerataan pembangunan daerah-daerah yang masih tertinggal dan penentasan kemiskinan dapat segera tercapai.

d. E-governance
Suatu bidang kegiatan yang semakin menjanjikan efektivitas penggunaan TIK dalam mengurangi dimensi-dimensi ketidakberdayaan, kegagapan (voicelessness), kerawanan, dan ketakutan yang mewarnai kemiskinan adalah e-governance. Ketika pemerintah pusat atau daerah mengambil langkah-langkah positif untuk menyebarkan demokrasi dan pengikutsertaan masyarakat miskin, TIK telah membuktikan perannya membantu prosesproses tersebut. Dampaknya dapat berwujud penghapusan kebiasaan diskriminatif, ketidakjelasan, ketidakefisienan dan kelalaian dalam hubungan khalayak dengan pejabat-pejabat pemerintah.
http://denis-exavro.blogspot.com
 

Made Dwi's Blog Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting